Jalan panjang dan pintu akhirku
Hidup ini
seperti sebuah jalan panjang yang aku sendiri tak tahu dimana ujungnya. Yang
aku tahu, jika kita menemukan ujungnya maka itu adalah saat ketika aku bertemu
dengan Tuhan ditempat yang semua manusia pasti akan kesana. Waktu itu, setiap
hari semakin mendekat dan mulai menjamah kedalam diri ini, hari demi hari yang
aku lewati kelak akan membawaku kedalam pintu akhir dari jalan panjangku ini.
Setiap detik
yang aku lewati , adalah setiap detik yang mengantarkanku kedepan pintu akhir.
Aku hanya berharap ketika pintu itu ada dihadapku, dan ketika malaikat
menjemputku, aku tidak merasakan sakit yang teramat.
Kematian adalah
suatu kepastian, nilainya lebih pasti dari pada ilmu matematika, yang banyak
orang katakan matematika adalah ilmu pasti, tapi menurutku yang lebih pasti
adalah waktu pintu akhir ada dihadap ku. Semua yang hidup didunia ini kelak
akan menemukan ujung jalan, dimana ujung jalan itu terdapat pintu akhir.
Ketika aku
menemukan pintu itu, semoga aku telah memiliki bekal yang cukup untuk
perjalanan panjang bertemu dengan Tuhan.
Tuhan, maafkan
aku yang sering hilaf dan melupakanmu, maafkan aku yang sering berpaling dari
waktu yang telah engkau tentukan untuk kita bertemu lima kali sehari.
Ketika mata ini
tertutup untuk beristirahat aku berharap esok mata inipun akan terbuka dan
dapat merasakan hari esok dengan semua nik’mat dan karuniaNya yang diberikan
kepadaku.
Satu keinginanku
ketika aku menemukan pintu itu aku dapat memberikan beberapa organku untuk
mereka yang lebih membutuhkan, tapi aku tak tega melihat ekspresi kedua orang
tua dan keluargaku jika itu aku lakukan.
Aku menulis ini
ketika aku merasa bahwa waktu terlalu cepat berlalu begitu saja, aku tak
memiliki banyak ruang untuk menyimpan semua memori tentang waktu yang tlah
berlalu. Terima kasih untuk kedua orang tuaku yang telah membesarkanku. Untuk
keluargaku maafkan aku yang masih memiliki banyak kekurangan dan tak dapat
membalas semua yang telah kalian berikan untukku.
Aku berharap aku
masih memiliki banyak waktu yang dapat aku gunakan untuk membahagiakan
keluargaku. Tuhan aku mohon berika aku waktu untuk membahagiakan keluargaku.
Untuk mama ku,
terima kasih atas semua yang engkau korbankan untukku hingga kini aku dewasa.
Maaf kan aku yang sering berbuat salah. Dan untuk bapakku, hilangkanlah sikap
egoismu, hidup ini tak akan berjalan tanpa orang lain disekitar kita. Jangan
pernah berpikir bahwa semua yang terjadi adalah hasil kerjamu sendiri.
Hidupku mungkin
tak lama lagi, mungkin saja ketika aku selesai menulis dikertas ini aku
menemukan pintu akhir yang sedang menunggu ku diakhir perjalanan panjangku.
Mungkin esok ketika aku pergi itulah akhir perjalananku. Aku tak tahu kapan
pastinya pintu itu aku temukan, yang aku tahu, aku pasti akan menemukan pintu
itu diujung jalan ini.
Biarlah aku tak
ingin memikirkan kapan aku akan menemukan pintu itu, karena aku percaya aku
akan menemukan pintu itu dengan cara yang indah. Mah, maafkan aku. Jangan menangis
karena mungkin aku yang akan meninggalkanmu dahulu, aku merasa waktu untukku
menemukan pintu itu begitu dekat.
Tuhan, aku
berharap ketika aku berada didepan pintu itu, mereka yang aku tinggalkan tidak
meneteskan air mata karena sedih, tapi karena bahagia pernah mengenalku, dan
pernah aku menjadi bagian kecil dari waktu yang mereka miliki.
Bunga yang
ditanam didalam pot dan selalu disirami setiap haripun kelak akan layu dan akan
berjatuhan , kembali ketanah, seperti itu pun aku akan kembali kepada tangan
sang Ilahi kelak.
“Thank
you, to all. I never think perfect without you.”
Komentar
Posting Komentar